March 21, 2025

Kenapa IHSG Bisa Anjlok Sampai 6%? Ini Penyebab Utamanya

Agendanegeri.com – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mengalami koreksi tajam pada Rabu (19/3/2025) dengan penurunan hingga lebih dari 6%, menjadikannya salah satu penurunan terdalam dalam beberapa tahun terakhir. Bursa Efek Indonesia bahkan sempat menghentikan sementara perdagangan (trading halt) setelah IHSG merosot drastis hingga menyentuh level 6.046.

Berikut beberapa faktor utama yang menjadi penyebab anjloknya IHSG, dirangkum dari berbagai sumber:

1. Sentimen Negatif Pengesahan RUU TNI

Pengesahan Revisi Undang-Undang TNI oleh DPR RI menuai polemik di kalangan pelaku pasar. Kekhawatiran investor terhadap kembalinya peran militer dalam jabatan sipil menimbulkan ketidakpastian hukum dan politik. Hal ini dinilai dapat berdampak pada iklim investasi jangka panjang.

2. Aksi Jual Besar-besaran oleh Investor Asing

Investor asing melakukan aksi jual (net sell) dalam jumlah besar sebagai respons atas ketidakpastian politik dan ekonomi. Hal ini menyebabkan tekanan kuat pada harga saham di seluruh sektor dan mempercepat penurunan IHSG.

3. Kepanikan Pasar (Panic Selling)

Ketiadaan klarifikasi dan respons cepat dari pemerintah terkait dampak pengesahan RUU TNI menimbulkan kepanikan di pasar. Banyak investor memilih untuk menjual aset mereka demi menghindari risiko lebih besar.

4. Tekanan Global

Faktor eksternal seperti fluktuasi suku bunga global, potensi perlambatan ekonomi dunia, serta tensi geopolitik turut menambah tekanan terhadap pasar modal domestik. Bursa saham regional Asia juga menunjukkan pelemahan serupa.

5. Efek Domino dari Trading Halt

Ketika Bursa Efek Indonesia melakukan trading halt pada pukul 11.19 WIB, justru banyak investor yang semakin panik. Setelah perdagangan dibuka kembali, aksi jual masih berlanjut karena sentimen belum membaik.

Kesimpulan

Anjloknya IHSG hingga 6% merupakan kombinasi dari sentimen domestik yang memburuk akibat RUU TNI, aksi jual investor asing, serta tekanan global. Para analis menyarankan agar investor tetap tenang dan mencermati langkah kebijakan pemerintah ke depan untuk memulihkan kepercayaan pasar.